Penantian tujuh tahun fans PlayStation 4 (PS4) akhirnya usai sudah. Sony akhirnya mengumumkan ketersediaan konsol game andalannya ini. Banyak yang segera melakukan pemesanan pembelian.
Namun berbeda dengan Matt Smith. Blogger dan penulis di Digital Trends ini justru malah membatalkan pemesanannya. Apa alasannya?
Seperti yang ditulis dalam Digital Trends, Smith mengatakan alasan pembatalan tersebut bukan karena ia lebih memilih Xbox One, namun lebih ke banyak kekecewaan yang dirasakannya semenjak pengumuman awal akan dibuatnya PS4 dan Xbox One.
Kekecewaan tersebut dituturkan Smith seperti penundaan peluncuran, fitur yang dihilangkan dan ditambahkan, dan sebagainya. Sehingga menurutnya, apa yang tadinya terlihat seperti konsol canggih kini hanya menyerupai PC gaming kelas menengah.
Spesifikasi yang dimiliki baik PS4 dan Xbox One memang membuat gamer meneteskan air liur. Sebut saja prosesor delapan core, RAM 8 GB, penyimpanan kapasitas besar yang semua itu dibuat dengan platform x86 sehingga mempermudah developer game. Tak banyak kekecewaan kecuali kebijakan DRM yang diterapkan Microsoft untuk Xbox One, yang belakangan dirubah.
Namun, Smith mengungkapkan, dari 8 core yang dimiliki prosesor, 2 di antaranya digunakan sebagai core cadangan. Begitu juga dengan memori RAM dengan cadangan 2-3 GB. Penyimpanan 500 GB yang dimiliki juga akan termakan 30 GB untuk sistem. Belum lagi, 10 persen dari daya yang dimiliki Xbox One dikhususkan untuk Kinect.
Ini menyisakan konsol game yang tadinya memiliki prosesor 8 core dan RAM 8 GB sebenarnya hanyalah konsol 6 core dengan RAM 6 GB.
Saat diuji dengan game Battlefield 4, frame rate yang dihasilkan PS4 tidak selalu konstan 60 fps walau dijalankan dengan resolusi 1600 x 900, dan 720p dalam Xbox One. Namun penurunan jumlah FPS ini dianggap wajar menurut Smith.
Jika dibandingkan, maka sebuah PC gaming kelas menengah dengan spesifikasi grafis Radeon HD 7870 atau GTX 760 bisa menandingi dengan setting 1680 x 1050 dan detil diatur ke "High." Di samping itu, PS4 dan Xbox One juga ternyata tidak bisa digunakan untuk memainkan game lama (backward compatibility), sementara PC tetap bisa memainkan game-game lawas.
Kemampuan kedua konsol yang belum bisa menyamai PC moderat ini memang mengecewakan. Namun perlu diingat, untuk merakit PC gaming kelas menengah itu gamer harus merogoh kocek lebih dalam dibanding membeli kedua konsol tadi.
Smith menyimpulkan, mungkin di masa mendatang teknologi konsol dan PC ini bisa disatukan, dengan melakukan streaming game PC ke TV. Namun hal itu masih akan lama terwujud.
Hingga saat itu terwujud, teknologi konsol juga telah berubah. PS4 dan Xbox One akan memiliki umur setidaknya satu dekade lagi, dan dunia PC mungkin sudah mengakrabi tekcologi Cloud Computing.
PS4 dan Xbox One mungkin sudah tidak relevan lagi berada di jaman dimana data bisa disimpan dan diunduh dari perangkat mana saja, dari mana saja. "Satu dekade dari sekarang, mungkin semua akan menjadi gamer PC," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar